Jakarta, 20 April 2020 – Menyambut peringatan Hari Pusaka Dunia (World Heritage Day) 2020, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI atau Indonesian Heritage Trust) menyelenggarakan kegiatan peringatan selama 12 jam tanpa henti. Mulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 21.00 WIB. Kegiatan terdiri dari gelar wicara, penayangan film, musik, pembacaan puisi dan seni kreativitas lainnya yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan juga disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube BPPI Heritage.
Peringatan Hari Pusaka Dunia kali ini mengangkat tema “Budaya Bersama, Pusaka Bersama, Tanggung Jawab Bersama (Shared Cultures, Shared Heritage, Shared Responsibility)”. ”Kata “Bersama” pada tema mengacu pada pelestarian pusaka dalam konteks global, yaitu kesiapan bersama menghadapi berbagai isu dan tantangan global seperti konflik sosial, krisis ekonomi dan keamanan, serta permasalahan kesehatan seperti menghadapi wabah Covid-19 yang saat ini sedang kita hadapi bersama,” ungkap M. Hasbiansyah Zulfahri, Direktur Eksekutif BPPI.
Sejalan dengan tema, peringatan Hari Pusaka Dunia 2020 sekaligus menjadi wadah diskusi dan bertukar pikiran para mitra pelestari dari berbagai kalangan dalam dan luar negeri agar dapat bersama-sama menyikapi pelestarian pusaka di dalam konteks keprihatinan di tengah pandemi.”Solidaritas antara para pelestari dari berbagai daerah sampai tingkat dunia dihimpun melalui kegiatan peringatan kali ini yang bertujuan memberikan dorongan semangat dan inspirasi untuk meneruskan upaya pelestarian di tempat masing-masing”, jelas Catrini Kubontubuh, Ketua I Dewan Pimpinan BPPI dalam sambutan pembukaan.
International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) merintis peringatan World Heritage Day yang berawal pada peringatan International Day for Monuments and Sites tanggal 18 April 1982 di Tunisia yang selanjutnya diperingati secara luas di berbagai belahan dunia setiap tahunnya. Soehardi Hartono selaku wakil dari ICOMOS Indonesia bersama-samaTantowi Yahya selaku Duta Besar Republik Indonesia Berkuasa Penuh untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga serta Duta Besar Keliling untuk Negara-Negara Pasifik dan Bagas Hapsoro selaku Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia juga turut serta dalam peringatan Hari Pusaka Dunia tahun ini dengan menyampaikan pidato dari kediaman masing-masing.
37 pengisi acara yang berasal dari berbagai negara dan latar belakang hadir sebagai pengisi dengan mengangkat 7 topik berbeda meliputi kesehatan, kebudayaan, saujana pusaka, kebijakan pelestarian, kesejarahan, serta isu-isu pelestarian pusaka di tengah pandemi dan tips menyikapinya. Para pembicara tersebut adalah:dr. Prapti Utami, M.Si (dokter praktisi herbal medis); Fluory Octaria (Jamukoe.id); Garin Nugroho (sineas); Nugie (musisi); Yori Antar (arsitek pelestari); Laretna Adishakti (BPPI & Gadjah Mada University); Kiyoko Kanki (Kyoto University); Ulrike Herbig (ICOMOS Austria); Fitra Arda (Direktur Perlindungan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan); Bambang Hari Wibisono (UGM, Duta Besar, Delegasi Republik Indonesia untuk UNESCO 2018); Hari Untoro Drajat (Penasihat Senior untuk Kementerian Pariwisata); J. J. Rizal (sejarawan); Syefri Luwis (peneliti sejarah); Gendewa Tunas Rancak (pencinta lingkungan); Kanitha Kasina-Ubol (Siam Society under the Royal Patronage); Khoo Salma (Penang Heritage Trust); Johannes Widodo (National University Singapore); Irena Edwards (Czech National Trust); Katherine Malone France (National Trust for Historic Preservation, USA); dan Darren Peacock (National Trust of South Australia).
Tidak hanya gelar wicara, peringatan Hari Pusaka Dunia kali ini juga dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni. Eka Budianta dan Putri Minangsari menampilkan pembacaan puisi, sedangkan Nugie, Dwi Cahyono, Haryo Sasongko dan Putri Sulistyowati menampilkan pertunjukan musik secara langsung. Selain itu, ada pula penayangan berbagai video dokumenter oleh Yori Antar, Tito Suryawan, dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Turut berpartisipasi juga budayawan Seno Gumira Ajidarma yang menyampaikan orasi kebudayaan di penghujung acara.
Pada rangkaian peringatan Hari Pusaka Dunia 2020, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia juga meluncurkan Direktori Saujana Pusaka pertama di Indonesia. Direktori saujana pusaka Indonesia adalahi pusat data saujana (cultural landscape) pusaka berbasis website. “Pelajaran mengenai saujana ini sebetulnya sudah lama di Indonesia, yang sebelumnya pada Revolusi Perancis dipisahkan antara alam dan budaya. Ini menjadi persoalan yang besar, padahal di Indonesia antara alam dan budaya tidak dapat dipisahkan,” ungkap Laretna Adishakti, Ketua II Dewan Pimpinan BPPI sekaligus Koordinator Direktori Saujana Pusaka Indonesia.“Sekarang adalah era shared data. Direktori ini membangun jejaring antara peneliti, mengintegrasikan data, serta mendorong penelitian lebih luas tentang saujana serta upaya pelestariannya,” imbuhnya saat peluncuran direktori tersebut.
Meskipun hanya dilaksanakan secara daring, antusiasme publik untuk hadir melalui platform Zoom dan siaran kanal Youtube BPPI Heritage terbilang tinggi. Tidak kurang dari 600 peserta hadir melalui Zoom pada gelar wicara dan total 885 pengunjung yang menyaksikan youtube secara live streaming. Acara ini dapat berlangsung atas kerjasama Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (YAD), International of National Trust Organization (INTO), ASEAN Culture Heritage Alliance (ACHA), dan Universitas Trisakti. “Acara peringatan yang semarak ini semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk tetap kreatif menyelenggarakan kegiatan walau dari tempat masing- masing,” ungkap Hashim Djojohadikusumo, Ketua Dewan Pembina BPPI dalam kesempatan terpisah. “Selamat Hari Pusaka Dunia, mari kita selalu upayakan pelestarian pusaka kita bersama untuk keberlanjutannya di masa depan,” pungkasnya.