Penemuan batu bara di Cekungan Ombilin di tahun 1868 mengarah pada kebutuhan membangun infrastruktur teknologi tinggi, terutama ketika dihadapkan dengan kondisi geografis dan geologi Sawahlunto. Pemerintah Belanda mendirikan Perusahaan Pertambangan Batubara Ombilin pada tahun 1892. Ini adalah salah satu perusahaan pertambangan pertama di Asia Tenggara pada abad ke-19 yang menerapkan teknik penambangan bawah tanah sebagai tanggapan terhadap bijih batubara berkualitas baik yang terletak jauh di bawah tanah pada kedalaman 40 meter hingga 100 meter. Jejak inovasi teknologi pada situs tambang Ombilin terdapat di tiga area yang terintegrasi yang disebut “Tiga Serangkai”, yakni: (1) Area A : berupa Infrastruktur Pertambangan dan Pembangunan Kota Penunjang Pertambangan yang saat ini menjadi Kota Administrasi Sawahlunto; (2) Area B: berupa jaringan infrastruktur perkeretaapian, dimulai dari Stasiun Pulau Aer di Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kota Solok dan Kota Sawahlunto; (3) Area C: berupa Pelabuhan Emmahaven yang di dalamnya terdapat Fasilitas Gudang Batubara di Kota Padang.
Pada tanggal 6 Juli 2019, melalui Sidang Warisan Budaya UNESCO PBB di Baku Azerbaijan Warisan Budaya Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto (WBTBOS) atau Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS) ditetapkan sebagai Warisan Dunia (World Heritage). Keseluruhan objek “Tiga Serangkai” tersebut merepresentasikan sebuah inovasi dan kesatuan sistem teknologi yang patut dikagumi, sebagai desain teknologi proses pengolahan dan sistem pengangkutan batubara yang sudah berkembang melalui pertukaran teknologi selama masa industrialisasi pada paruh kedua abad ke-19. Ia adalah sebuah contoh luar biasa dari teknologi awal yang dibangun oleh para insinyur Eropa di wilayah koloni mereka yang di desain khusus untuk menambang batu bara. Juga mempunyai nilai luar biasa karena mempertunjukkan perkembangan teknologi dan menggabungkan pengetahuan teknik Eropa dengan pengetahuan lokal dan praktek lokal
Upaya-upaya pelestarian
Upaya untuk melestarikan asey pusaka Sawahlunto sudah dimulai sejak lama. Salah satu usahanya adalah dengan menjadi anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) dan menjadi satu dari 10 pilot project P3KP oleh Kementerian PU.
Usaha untuk memperjuangkan tambang batu bara itu menjadi warisan dunia dimulai tahun 2015. Saat itu, Sawahlunto dimasukkan ke daftar sementara warisan budaya dunia. Sejak itu, rangkaian proses pengumpulan data, penyusunan dokumen dan pengumpulan bahan lainnya dilakukan secara intensif dengan melibatkan pakar baik dari dalam maupu luar negeri. Dokumen yang dihasilkan adalah: Nomination Dossier: Nomination for Inscription on the World Heritage List ‘Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto’.
Publikasi:
2019. Rahmat Gino Sea Games. Cagar budaya kota Sawahlunto, Bandung: ITM Press
Nomination Dossier: Nomination for Inscription on the World Heritage List ‘Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto’