Cultural landscape Cirebon berada di wilayah Jawa Barat, mencakup wilayah Kota Cirebon, Kabupatern Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Bentuk bentang alam yang unik pengaruh kebudayaan dari tiga keraton yang berada di Kota Cirebon, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan. Elemen tangible dan intangible cultural landscape yang terbentuk tersebar hingga lebih dari radius 50 kilometer dari ketiga keraton tersebut. Bentuk elemen tangible berupa situs-situs tempat tradisi dan ritual kebudayaan diselenggarakan, sedangkan elemen intangiblenya berupa kegiatan-kegiatan tradisi dan ritual kebudayaan yang semuanya bermuara pada penghormatan terhadap Sunan Gunungjati, yang pernah membesarkan Kerajaan Cerbon (abad ke-15 sampai ke-16).
Jumlah elemen tangible cultural landscape Cirebon sangat banyak, tetapi yang hingga saat ini memiliki nilai signifikan tinggal beberapa diantaranya, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton, Kanoman, Keraton Kacirebonan, Astana Gunung Sembung, Astana Gunungjati, Masjid Sang Cipta Rasa, dan Masjid Jagabayan. Posisi elemen-elemen ini berada di Kota Cirebon membujur dari Selatan ke arah Utara, di Kabupaten Cirebon.
Seperti halnya elemen tangible, elemen intangible cultural landscape Cirebon juga berjumlah banyak, akan tetapi yang mengandung nilai significant hingga saat ini diantaranya, yaitu tradisi kliwonan, suroan, muludan, grebeg sawal, nadran dan larung. Kegiatan tradisi ini hingga saat ini masih rutin diselenggarakan oleh para wargi keraton dan melibatkan masyarakat luas yang tidak hanya berasal dari Cirebon saja tetapi juga dari luar Cirebon.
Elemen Tangible Cultural Landscape Cirebon bernilai Signifikan
Keraton Kasepuhan, terletak di jalan Kasepuhan, Lemah Wungkuk, Kota Cirebon. Komplek keraton memiliki luas sekitar 25 ha yang dikeliling oleh dinding kuta kosot. Pada bagian depan terdapat area Siti Hinggil
Keraton Kanoman, terletak di jalan Kanoman, Lemah Wungkuk, Kota Cirebon. Komplek keraton memiliki luas sekitar 5 ha. Pada bagian depan terdapat area Siti Hinggil.
Keraton Kacirebonan, terletak di jalan Pulasaren, Pekalipan, Kota Cirebon. Komplek keraton memiliki luas sekitar 5000 m2
Astana Gunung Sembung, berada di Kelurahan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Astana ini merupakan komplek pemakaman para Sultan mulai dari Sunan Gunungjati yang para sultan terakhir dari kesultanan di Cirebon
Masjid Agung Sang Cipta merupakan Masjid yang didirikan pada mas Sunan Gunung Jati, yaitu pada tahun 1408 dengan arsiteknya Raden Sepat. Posisi masjid terletak di bagian depan kanan dari kompleks Keraton Kasepuhan
Elemen Intangible Culutural Landscape Cirebon bernilai Signifikan
Tradisi Baca Babat di Keraton Kanoman yang diselenggarakan setiap tanggal 1 Suro, sebagai peringatan Tahun Baru Islam, dan dibukanya tanah Cirebon sebagai area pemukiaman (abad ke-15).
Tradisi Grebeg Sawal yang diselenggarakan pada tanggal 7 Sawal pada setiap tahundipimpin oleh para Sultan Ketiga Keraton di Astana Gunung Sembun. Sebagai bentuk rasa syukur dan terimakasih kepada Sunan Gunungjati yang telah menyebarkan Islam di bumi Cirebon.
Tradisi Nadran dan Larung yang diselenggarakan oleh para nelayan dan warga pesisir pantai Utara Cirebon pada setiap tahun menjelang musim melaut. Sebagai bentuk perayaan mulainya musim melaut dan sebagai bentuk selamatan agar dibukanya pintu rejeki.
Upacara Panjang Jimat sebagai bagian dari Tradisi Muludan yang diselenggarakan setiap bulan Mulud di Ketiga keraton, sebagai bentuk perayaan peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW.
Tradisi Kliwonan diselenggarakan setiap bulan. Di seluruh keraton dan situs-situsnya, sebagai bentuk pengingat kepada sang Pencipta.
Upaya Pelestarian:
2020. Pendokumentasian elemen Lanskap Budaya sebagai Warisan Budaya: Masjid Sang Cipta Rasa, Cirebon. Didukung oleh dana Penelitian Internal Universitas Pancasila berkolaborasi dengan Politeknik Portdickson, Malaysia.
2018. International Conference on Civil & Environmental Engineering (ICCEE) 2018. Tanggal 2-5 Oktober 2018. Lokasi: Unversiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Kuala Lumpur, Malaysia. Judul: Planning of Keraton Cultural Tourism in Cirebon, Indonesia Based on Graphical User Interface (GUI)
2018. Seminar Nasional Nusantara (Semarnusa) IPLBI 2018. Tanggal: 12-14 Maret 2018, Lokasi: Hotel Ayola, Surabaya, Jawa Timur. Judul: Pola Ruang Lanskap Keraton Kasepuhan Cirebon
2017-2018. Penelitian dengan judul “Perencanaan Ruang Wisata Berdasarkan Elemen Lanskap Budaya Cirebon: Studi Kasus Kebudayaan Keraton Cirebon”. Didukung dari dana Penelitian Produk Terapan dan dana Penelitian Strategis Nasional, DIKTI
2017. 17th International Conference National Trusts. Tema: Pusaka Budaya, Kunci Kelestarian Lingkungan. Tanggal 11-15 September 2017. Lokasi Gianyar, Bali. Judul: Memayu as a Part of Kanoman Keraton Cultural Landscape, Cirebon.
2017. Seminar Nasional Heritange 2017, Intangible dan Tangible IPLBI. Tanggal: 3-4 Mei 2017, LOkasi: Gedung Negara BKPP Wilayah III Jawa Barat. Judul 1) Kosmologi Elemen Lanskap Budaya Cirebon; 2) Identifikasi Tujuan Wisata Reliji Masjid-Masjid Cirebon.
2017. Sarasehan Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Tanggal 30 September 2017. Lokasi: Paseban Dalem Keraton Kanoman Cirebon. Materi: Situs-situs Religi dan Kaitannya dengan Keraton-keraton Cirebon.
2016. Disertasi: Pengaruh Kebudayaan Keraton terhadap Ruang Lanskap Budaya Cirebon. SAPPK-ITB . Dini Rosmalia.
2015. Publikasi pada Jurnal Media Matrasain, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Vol. 12, No 3 (2015), hal. 44-53. Judul: Identifikasi Elemen Fisik Kebudayaan Kraton Sebagai Pembentuk Ruang Lanskap Budaya Kota Cirebon
2014. Penelitian dengan judul “Model Pengembangan Lanskap Budaya berdasarkan wisata Reliji bagi Cirebon”. Didukung dari dana Hibah Bersaing, DIKTI
2014. Publikasi pada Nakhara Journal, Faculty of Architecture, Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Vol.10. tahun 2014, hal 77-84. Judul: The Kesunean River Revisited: Some Notion on the Role of Urban Landscape Elements in Cirebon, West Java, Indonesia
2014. The 2014 International Symposium of ACLA. Tema: Waterfront Asian Cultural Landscape. Tanggal: 7-9 Oktober 2014. Lokasi: Urban Grening Institute, Seoul National University- Korea Selatan. Judul: The Influence of Mauludan Tradition on the Ritual Scape of Cirebon Cultural Landscape in Indonesia.
2014. Seminar Nasional SERAP 3. Tema: Manusia dan Ruang dalam Arsitektur dan Perencanaan. Tanggal: 22-23 Agustus 2014. Lokasi: Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM-Yogyakarta. Judul: Pola Spasial Lanskap Budaya Kota Cirebon Berdasarkan Elemen Fisik Keraton
2014. Seri Seminar Nasional Arsitektur Merah-Putih. Tema: Ruang dan Tempat dalam Latar Indonesia. Tanggal: 23 Mei 2014. Lokasi: Gedung Gnosis, UKDW-Yogyakarta. Judul: Identifikasi Pola Spasial sebagai Wadah Aktifitas Budaya pada Lanskap Budaya Kota Cirebon
2014. Temu Ilmiah IPLBI . Tema: Arsitektur dalam Budaya Maritim Perkotaan. Tanggal: 12-13 November 2013. Lokasi: Gedung PKP Unhas, Makasar. Judul: Identifikasi Pengaruh Kosmologi pada Lanskap Keraton Kasepuhan di Kota Cirebon.
2013. Penelitian dengan judul “Ruang Lanskap Budaya Kota Cirebon”. Didukung dari dana Penelitian Internal Universitas Pancasila.
2013. Forum Diskusi Bulanan Komunitas Pusaka Cirebon Kendi Pertula. Tanggal: 24 Maret 2013. Lokasi: Keraton Kanoman, Cirebon. Materi: Pengaruh Tradisi Muludan terhadap Pembentukan Lanskap Budaya Keraton Kanoman di Cirebon
2012. Publikasi pada Jurnal Lanskap Indonesia, IPB Vol.4 No. 2. Bulan Oktober 2012. Hal 1-8. Judul: Penelusuran Konsep Urban Cultural Landscape dari Perspektif Arsitektur Lanskap. Studi Kasus Kota Cirebon di Jawa Barat.
2012. Diskusi Riset Estetika Perkotaan Berbasis Norma Kultural. Tanggal: 13 Desember 2012. Lokasi: Keraton Kasepuhan, Cirebon. Materi: Pengaruh Keraton terhadap Pola Spasial Kota Cirebon dan sekitarnya.
Cultural landscape Cirebon berada di wilayah Jawa Barat, mencakup wilayah Kota Cirebon, Kabupatern Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Bentuk bentang alam yang unik pengaruh kebudayaan dari tiga keraton.