Direktori Saujana Pusaka Indonesia

Saujana Magelang


 

Kondisi/informasi umum

Kota Magelang merupakan kota yang sangat indah dengan gunung dan pegunungan sebagai batas pandangnya (panorama). Masyarakat sejauh mata memandang bisa melihat gunung-gunung yang mengelilinginya serta perbukitan Menoreh yang menghiasi pemandangan.  Sementara itu pada saat melihat pada kaki-kaki gunung, terhampar luas perkebunan dan sawah-sawah Di setiap periode waktu terbaca, penguasa selalu menjadikan daerah yang saat ini menjadi wilayah Kota Magelang sebagai tempat untuk beristirahat menikmati keindahan alam dan kesegaran udaranya serta dijadikan sebagai pusat kegiatan dan pelayanan untuk daerah-daerah sekeliling dan sekitarnya.

Kota Magelang yang berada pada wilayah administrasi Jawa Tengah terletak di ketinggian kurang lebih 375 dpl dan berada pada cekungan sejumlah gunung yang berada di Barat dan Timur.  Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Prahu, Gunung Telomoyo, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Andong merupakan 7 gunung besar yang mengelilingi Kota Magelang, sementara di sebelah Selatan kota terdapat Bukit Tidar dan di sebelah Barat terbentang Pegunungan Menoreh sebagai batas pandangan.  Dua sungai besar yang mengalir Utara – Selatang berada tepat di sebelah Timur dan Barat Kota Magelang sekaligus sebagai batas administrasi Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. Posisi Kota Magelang dikelilingi oleh Kabupaten Magelang sebagai kawasan yang relatif datar.

 

Sejarah

Menceritakan sejarah kota tidak bisa dilepaskan dari berbagai legenda yang bermunculan dan menjadi suatu rangkaian keunikan kota.  Keberadaan Bukit Tidar sebagai pemanis pembentukan sejarah kota menjadi daya tarik tersendiri, dengan julukan Bukit Tidar sebagai pakuning Pulau Jawa. Bermula dari catatan sejarah Kerajaan Mataram Kuno dan periode sebelumnya yang bisa ditemukan dari beberapa prasasti menceritakan bahwa terpilihnya area Magelang sebagai suatu tempat hunian berawal dari letak geografis yang suci karena dikelilingi oleh gunung dan dialiri oleh dua sungai yang dianggap suci. Seiring dengan letaknya yang strategis, kesucian area tersebut dengan dukungan kesuburannya, oleh pemerintah kolonial Belanda dipilih sebagai salah satu ibu kota administrasi untuk wilayah Karesidenan Kedu.  Status tersebut pada akhirnya menyeret kota sebagai jalur hubung antar beberapa wilayah serta menjadi jalur hubung kemiliteran yang sampai saat ini masih tetap digunnakan, yaitu Kota Magelang sebagai Kota Militer.

 

Elemen-elemen saujana,

Elemen saujana yang membentuk Kota Magelang adalah keberadaan tujuh gunung yang mengelilingi dengan dua sungai yang mengalir di Barat dan Timur kota serta kehidupan masyarakat yang menjadi bagian dari alamnya.

 

Nilai penting/signifikasinya,

Nilai penting pusaka saujana Kota Magelang adalah keberadaan tujuh gunung dengan dua sungai yang mengalir telah membentuk tata ruang kota yang menghargai alamnya selama ribuan tahun.

Konsep saujana Kota Magelang merupakan konsep continuity with change dengan segala kedinamisan kota sebagai tuntutan ruang saat ini.  Pada dasarnya keempat konsep yaitu suci, subur, indah dan strategis selalu menjadi pertimbangan dalam perkembangan kota di Magelang. Namun di setiap periode waktu ternyata terdapat degradasi pada dua konsep yang ada yaitu konsep indah dan subur, seiring dengan perkembangan kota. Konsep suci mengalami perubahan, konsep kesuburan dan keindahan semakin melemah. Sementara konsep yang semakin kuat adalah konsep strategis yang akhirnya berkonflik dengan konsep kesuburan dan keindahan. Perubahan tersebut menunjukkan adanya penurunan nilai keunggulan saujana Kota Magelang.

Degradasi dalam penggunaan potensi alam yang ada, tidak terlepas dari perubahan budaya dan pemikiran. Walaupun kondisi tersebut sebenarnya memperlihatkan juga ekspresi masyarakat dalam membentuk kota tanpa adanya alam sebagai pertimbangan utama. Alam hanya sebagai bagian dari kehidupan mereka tanpa harus menjadi pertimbangan dalam mendesain tata kehidupannya.

Konsep suci diawali dengan kesucian gunung pada masa Kerajaan Mataram Kuno dan pada periode Kerajaan Demak, bergeser pada Bukit Tidar yang diyakini sampai saat ini oleh sebagian masyarakatnya. Bahkan ada satu fenomena menarik pada saat dibangun elemen bangunan di Bukit Tidar, perencanaan dan pembangunannya mengikuti keinginan dari Kyai Semar yang diyakini sebagai pemilik Bukit Tidar (wawancara pegawai pemerintahan, 2011). Hal ini menunjukkan adanya keyakinan masyarakat pada Bukit Tidar.

Sementara konsep indah, menjadi konsep yang mengalami penurunan makna yang diakibatkan adanya pemahaman budaya yang berbeda. Saat ini panorama lebih banyak dibentuk dari dalam kota, antara lain dengan membangun taman di kota ataupun ruang-ruang yang terbentuk di perkampungan. Pertimbangan ini telah memperpendek batas panorama. Panorama yang dibentuk oleh masyarakat saat ini dalam skala rumah dan tidak alami, misalnya pembuatan kolam ikan, pembuatan kolam ikan dengan dihiasi dinding-dinding batu dan sebagainya serta pembuatan tempat wisata. Dalam Rencana Tata Ruang Kota Magelang, sebenarnya konsep keindahan tetap menjadi penekanan dalam pengembangan kota, yaitu dengan pengembangan perumahan di sebelah Barat.

Konsep kesuburan di Kota Magelang mulai mengalami degradasi seiring dengan fungsi lahan pertanian dan perkebunan yang berubah menjadi kawasan perekonomian. Banyak persawahan dalam kurun waktu 30 tahun terakhir berubah menjadi kompleks perumahan, pertokoan dan kompleks bisnis. Kesuburan dimaknai dengan pembuatan taman kota untuk konsep keindahan.

Konsep strategis menjadi sangat dominan saat ini, yang akhirnya melemahkan pada dua konsep lainnya yaitu kesuburan dan keindahan. Transportasi darat dan letak lembah Magelang yang membujur Utara – Selatan mendukung konsep tersebut. Posisi lembah Magelang sebagai lembah yang datar dibandingkan yang daerah hinterland lainnya, menghubungkan beberapa kota dan telah mendukung konsep strategisnya.

Upaya-upaya pelestarian yang pernah dilakukan selama ini (termasuk penelitian/publikasi) dst.

  • Penelitian tentang sejarah Kota sudah dilakukan sejak tahun 2000 sampai saat ini
  • Melakukan sosialisasi terstruktur ke pemerintah dan ke masyarakat dengan berbagai media
  • Menjadi bagian dari TACB kota sejak lima tahun terakhir
Kota Magelang, adalah area yang berada di palung dataran Kedu dengan tujuh gunung, Bukit Tidar dan dua sungai dalam satu sistem kesatuan sebagai inpirasi dalam pembentukan ruang dari waktu ke waktu.
Nama Info Kontak
Wahyu Utamiwww.wahyuutamiarchitecture.comwahyuutami2013@gmail.com 
DONASI PELESTARIAN

INDEX VIDEO