Direktori Saujana Pusaka Indonesia

Saujana Pusaka Karangasem


 

Kondisi/informasi umum:

Kota Amlapura merupakan Ibu Kota Karangasem yang merupakan pusat segala aktivitas masyarakat Kabupaten Karangasem dengan luas wilayah 34.48 Km2 atau (3.448 Ha) dengan jumlah penduduk 34.012.00 ( jiwa). Secara administrasi Wilayah Kota Amlapura terdiri dari tiga kelurahan yaitu: Kelurahan Karangasem, Kelurahan Padangkerta, Kelurahan Subagan yang semuanya masuk dalam wilayah Kecamatan Karangasem. Kota Karangasem pada abad 17 adalah pusat Kerajaan Karangasem yang memiliki wilayah kekuasaan sampai Lombok di Nusa Tenggara Barat. Tinggalan bangunan dengan arsitektur Bali yang mendapatkan pengaruh dari luar baik Cina, Persia maupun Arab ketika pesatnya perdagangan yang dilakukan melalui pelabuhan di Ujung. Beberapa tinggalan Kerajaan Karangasem memiliki disain arsitektur yang indah karya I Gusti Anglurah Ketut Karangasem, raja terakhir. Karyanya antara lain Istana Air Taman Ujung Soekasada, Istana Air Tirtagangga dan satu istana air yang berada di Lombok yaitu Istana Air Mayura. Konsep desain istana air ini berupa taman air yang mengangkat keindahan saujana di sekitarnya. Istana Air Taman Ujung memiliki konsep nyegara gunung yaitu sejauh mata memandang bisa melihat segara (pantai), bukit, sawah, sampai ke gunung yaitu Gunung Agung. Demikian pula Tirta Gangga selain menjadi tempat peristirahatan keluarga raja dan tempat rakyat menikmati pemandian alam, juga menjadi sumber air utama yang mengairi persawahan di Karangasem yang diatur dengan sistem subak.

Saujana pusaka di Karangasem yang berpusat ke Gunung Agung merupakan perwujudan dari konsep Tri Bhuwana yaitu pembagian area menjadi tiga bagian yaitu Bhur sebagai bagian terendah berupa tanah dan alam dimana manusia hidup di atasnya, kemudian Bhwah yaitu ruang antara yang merupakan tempat aktivitas dan   kehidupan manusia di dunia, sementara yang paling atas disebut Swah sebagai tempatnya para dewa. Pembagian ini juga bisa dianalogikan dengan tubuh manusi yang terdiri dari kaki, badan, dan kepala. Pembagian ini tercermin dalam saujana pusaka Karangasem dimana Bhur adalah bentang alam , Bhwah adalah berbagai kegiatan manusia di dalamnya, Swah dipersonifikasikan sebagai gunung yaitu tempatnya para dewa dan segala kekuatan energi tersimpan.  

 

Sejarah:

Sejarah Karangasem tidak lepas dengan sejarah berdirinya Kerajaan Karangasem. Nama Karangasem diyakini berasal dari kata Karang Semadi yang berarti sebuah tempat untuk melakukan semadi dan kegiatan spiritual.

Kerajaan Karangasem adalah salah satu kerajaan Hindu yang berdiri pada abad ke-17 di bagian timur Pulau Bali dengan wilayah kekuasaan hingga Lombok. Setelah ditaklukkan Belanda pada tahun 1894, kerajaan ini berada di bawah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Kerajaan Karangasem berstatus sebagai Daerah Tingkat II Karangasem dalam pemerintahan Provinsi Bali.

 

Elemen-elemen Saujana:

Saujana Pusaka Karangasem terdiri dari:

  1. Gunung Agung: gunung berapi tertinggi yang masih aktif setelah pertama kali meletus hebat pada tahun 1963. Setelah letusan tersebut maka kini memberikan pengaruh terhadap kesuburan tanahnya yang tinggi, sumber air melimpah, serta sumber alam berupa batu, kerikil dan material bangunan galian C tersedia dalam jumlah yang cukup banyak setelah dilontarkan dari kawahnya ketika erupsi.
  2. Pura yang terdiri dari Pura Besakih sebagai Kahyangan Jagat, Pura Lempuyang yang ditujukan kepada dewa penguasa arah mata angin di timur, Pura Andakasa di selatan, serta Pura Pasar Agung, Pura Silayukti dan lainnya yang tidak kalah pentingnya menjadi tempat pengayaan spirital bagi masyarakat. Elemen saujana disini tidak hanya unsur fisik dari keberadaan pura, namun meliputi aktivitas masyarakat dalam melakukan pemujaan sesuai dengan agama Hindu yang dianut oleh lebih dari 90% masyarakat Karangasem, serta menjalankan tradisi sosial budayanya.
  3. Tegalan, kebun, sawah dan pengelolaan pertanian yang dilakukan dengan sistem Subak yang tidak hanya meliputi fisik lahan pertanian, tetapi juga tata kelola sumber air dan pembagian air untuk pengairan lahan, musyawarah dalam diskusi pemilihan bibit dan hal2 terkait pengelolaan pertanian lainnya, serta penyelenggaraan upacara adat mulai dari proses pembenihan padi sampai tahap panen dan penyimpanan hasilnya di lumbung masing-masing rumah.

 

Nilai penting/signifikansinya:

Nilai penting saujana Karangasem adalah:

  • Pusat spiritual di Bali
  • Sumber air
  • Pengelolaan alam dengan kearifan lokal sebagai hasil produksi bagi kesejahteraan masyarakat.
  • Keindahan bentang alam dan disain arsitektur fisik.
  • Kelanjutan tradisi sosial budaya dengan penerapan subak dan filosofi Tri Hita Karana.
Kabupaten Karangasem terletak di bagian timur Pulau Bali. Saujana pusaka Karangasem meliputi bentang alam berupa gunung, bukit, sungai hingga pantai. Pemanfaatan sumber daya alam menjadi tegalan, kebun terutama kebun salak dan sawah berundak dengan sistem terasering yang dikelola organisasi tradisional sosial budaya, subak. Keseimbangan manusia dengan alam dan penciptanya dilengkapi pula dengan hubungan manusia dengan manusia yang didasari kearifan filosofi Tri Hita Karana
Nama Info Kontak
Catrini KubontubuhBadan Pelestarian Pusaka Indonesiabalikuna@yahoo.com
I Putu ArnawaKadis Kebudayaan Kabupaten Karangasemsentot63@gmail.com
Prof. I Wayan WindiaRektor Universitas Dwijendrawayanwindia@ymail.com
DONASI PELESTARIAN

INDEX VIDEO